Penyakit ginjal kronik memiliki hubungan yang erat dengan dislipidemia (abnormalitas metabolisme lemak dan protein). Abnormalitas yang terjadi dapat makin parah seiring dengan perburukan fungsi ginjal pasien. Simvastatin merupakan golongan obat yang digunakan untuk menangani penyakit dislipidemia. Obat golongan ini efektif dalam mengobati dislipidemia pada pasien ginjal. Penggunaan statin secara rutin juga dikaitkan dengan penurunan resiko terjadinya perburukan fungsi ginjal, penurunan proteinuria, dan penurunan mortalitas kardiovaskular pada penyakit ginjal kronik.
Indikasi
Hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe IIa) pada pasien yang dengan perubahan gaya hidup dan pengaturan diet tidak memberikan respon yang memadai; pencegahan insidensi kejadian koroner klinis dan memperlambat progresi atherosklerosis koroner pada pasien dengan penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol > 200 mg/dL
Dosis dan Aturan Pakai
Hiperkolesterolemia: oral, dosis awal 10 mg sekali sehari. Peningkatan dosis dapat dilakukan dalam interval minimal 4 minggu sesuai dengan respon pasien. Rentang dosis lazim antara 10 mg sampai dengan 40 mg sekali sehari
Penyakit jantung koroner: oral, dosis awal 20 mg sekali sehari
Penyesuaian dosis pada pasien penyakit ginjal:
Bersihan kreatinin < 30 mL/menit: gunakan dengan hati - hati dosis diatas 10 mg sehari.
Penyesuaian dosis juga diperlukan jika simvastatin digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat
Cara Penggunaan
Simvastatin diminum pada malam hari, bisa sesaat sebelum tidur malam. Dapat diminum dengan atau tanpa makanan.
Kontraindikasi
Penyakit hati aktif, hamil dan menyusui. Penggunaan beberapa obat juga dikontraindikasikan digunakan secara bersamaan dengan simvastatin (atazanavir, kloramfenikol, eritromisin, gemfibrozil, ritonavir, dan antijamur azole)
Efek Samping
Sakit kepala, mialgia, nyeri perut, gastritis, konstipasi, infeksi saluran pernapasan atas, peningkatan AST atau ALT, dan gangguan kontrol glukosa serum. Efek samping yang lebih jarang namun lebih parah: efek kardiovaskular seperti fibrilasi atrium, kelainan hati, termasuk hepatitis kolestatik, peningkatan transaminase lebih dari 3 kali lipat, penyakit kuning, dan potensi gagal hati. Efek muskuloskeletal yang merugikan meliputi peningkatan lebih dari tiga kali lipat kadar kreatin fosfokinase, rabdomiolisis, dan sindrom kompartemen di tungkai bawah. Sangat jarang: penyakit paru interstisial, diabetes melitus, eritema multiforme, leukopenia, anemia hemolitik, trombositopenia, dan sindrom Stevens-Johnson.
Rujukan
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Sagung Seto: Jakarta
2. Wang J, Chen Z, Qiu Y, Wu L, Wang H, Wu L, Zhao L, Xie D. Statins Have an Anti-Inflammation in CKD Patients: A Meta-Analysis of Randomized Trials. Biomed Res Int. 2022 Oct 22;2022:4842699. doi: 10.1155/2022/4842699. PMID: 36317110; PMCID: PMC9617709.
3. Talreja O, Kerndt CC, Cassagnol M. Simvastatin. [Updated 2023 Jun 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532919/