Indikasi
Antiinflamasi dan aktivitas imunosupresif; gangguan alergi; gangguan dermatologi seperti dermatitis dan eritema multiforme; gangguan endrokrinologi misalnya hiperplasia adrenal kongenital dan hiperkalsemia terkait dengan kanker; gangguan gastrointestinal misalnya pada eksaserbasi akut inflammatory bowel disease; gangguan hematologi misalnya pada trombositopenia imun; gangguan neurologi misalnya eksaserbasi akut multiple sclerosis; gangguan mata; gangguan nefrotik misalnya pada sindrom nefrotik; pulmonologi seperti pada asma dan pneumonitis aspirasi; serta reumatologi seperti rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus dan gout akut.
Dosis dan Aturan Pakai
Pendosisan metilprednisolon bergantung pada kondisi masing - masing pasien. Dosis lazim oral adalah 2-40 mg/hari dalam dosis tunggal atau dosis bagi apabila dalam dosis yang lebih besar.
Penyesuaian dosis pada pasien penyakit ginjal
Tidak diperlukan penyesuaian dosis; gunakan dengan hati-hati karena dosis kortikosteroid yang tinggi dikaitkan dengan krisis ginjal skleroderma
Cara Penggunaan
Minumlah obat setelah makan. Apabila aturan pakai sekali sehari, sebaiknya diminum pada pagi hari
Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap obat atau komponennya, infeksi jamur sistemik, pemberian intratekal, pemberian vaksin virus hidup atau yang dilemahkan, dan purpura trombositopenik idiopatik.
Efek Samping
Dermatologi: penipisan kulit, ekimosis, fitur cushingoid, penambahan berat badan; Oftalmologi: katarak, peningkatan tekanan intraokular, eksoftalmos; Kardiovaskular: retensi cairan, hipertensi, penyakit aterosklerosis prematur, aritmia, hiperlipidemia; Gastrointestinal: gastritis, pembentukan ulkus, perdarahan gastrointestinal; Muskuloskeletal: osteoporosis, osteonekrosis, miopati; Neuropsikiatri: gangguan suasana hati, psikosis, gangguan memori; Metabolik dan endokrin: hiperglikemia, penekanan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal; Imun: peningkatan kerentanan terhadap infeksi; Hematologi: leukositosis; neutrofilia (akibat demarginasi perifer).
Sebagai obat golongan glukokortikoid, dapat mengakibatkan sindrom Cushing iatrogenik. Pembulatan wajah, bengkak, penumpukan lemak, dan pletorik (wajah bulan) biasanya terlihat. Lemak didistribusikan kembali dari ekstremitas ke badan, bagian belakang leher, dan fosa supraklavikula. Rambut halus tumbuh lebih cepat di wajah, paha, dan badan. Jerawat berbintik yang disebabkan steroid dapat muncul, dan insomnia serta peningkatan nafsu makan dapat diamati. Dengan penggunaan metilprednisolon secara bersamaan, katabolisme protein berlanjut, mengalihkan asam amino ke produksi glukosa, sehingga meningkatkan kebutuhan insulin dan mengakibatkan penambahan berat badan. Miopati dan penyusutan otot dapat terjadi, serta penipisan kulit, dengan striae dan memar. Hiperglikemia dan osteoporosis dapat berkembang, serta diabetes dan nekrosis aseptik pada pinggul.
Rujukan
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Sagung Seto: Jakarta
2. Ocejo A, Correa R. Methylprednisolone. [Updated 2024 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544340/