Anemia merupakan kondisi yang sering terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal. Pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal, terjadi penurunan produksi hormon eritropoietin. Kekurangan hormon ini menyebabkan tubuh memproduksi sel darah merah lebih sedikit yang menyebabkan terjadinya anemia. Epoetin digunakan dalam pengobatan anemia yang disebabkan oleh kekurangan hormon secara relatif atau absolut, terutama pada gagal ginjal kronis.
Indikasi
Pengobatan anemia yang berhubungan dengan gagal ginjal kronis (anemia ginjal) pada pasien yang menjalani dialisis. Pengobatan anemia ginjal simptomatik pada pasien yang belum menjalani dialisis.
Dosis dan Aturan Pakai
Dosis epoetin alfa bersifat individual dan tergantung pada kondisi spesifik pasien. Cek informasi pendosisan pada masing - masing kemasan obat
1. Hemapo
Parameter laboratorium hematokrit pasien. Pada fase koreksi dosis untuk pasien non-dialisis: 100 IU / kg / minggu dibagi 3 dosis. Pada fase pemeliharaan untuk mempertahankan hematokrit antara 30% dan 35%, dosis harus 50-150 IU / kg / minggu dibagi dalam 2-3 dosis (dikurangi menjadi 2/3 dari jumlah yang diberikan sebelumnya). Hematokrit harus dipantau setiap 2-4 minggu sekali untuk menyesuaikan dosis untuk menjaga hematokrit pada tingkat yang tepat serta menghindari eritropoiesis terbentuk terlalu cepat
2. Epodion
Parameter laboratorium hemoglobin pasien. Pada fase koreksi dosis untuk pasien dengan insufisiensi ginjal yang belum menjalani dialisis adalah 50 IU/kg, 3 kali seminggu. Jika perlu dapat dinaikan dosisnya dengan kenaikan dosis 25 IU/kg, 3 kali seminggu (interval minimal 4 minggu). Fase pemeliharan, epodion yang diberikan secara subkutan dapat diberikan sekali seminggu atau setiap dua minggu. Penyesuaian dosis dilakukan untuk menjaga nilai hemoglobin antara 10 g/dL - 12 g/dL. Penyesuaian dosis yang dianjurkan antara 17 - 33 IU/kg tiga kali seminggu. Dosis maksimal tidak boleh lebih dari 200IU/kg tiga kali seminggu
Cara Penggunaan
Pemberian epoetin alfa dapat diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah atau di bawah kulit (subkutan). Pemberian secara subkutan lebih dipilih pada pasien gangguan ginjal non dialisis untuk menhindari kebocoran pembuluh darah vena perifer
Kontraindikasi
Hipertensi berat yang tidak terkontrol; hipersensitivitas yang diketahui terhadap produk turunan sel mamalia; hipersensitivitas yang diketahui terhadap albumin manusia
Efek Samping
Sistem kardiovaskular: meningkatkan tekanan darah atau memperburuk kondisi hipertensi, terutama dalam kasus peningkatan PVC yang cepat.
Darah: Mungkin ada peningkatan jumlah trombosit yang sedang, tergantung dosis dalam kisaran normal selama pengobatan dengan eritropoietin terutama setelah pemberian IV. Perkembangan trombositosis sangat jarang. Dianjurkan agar jumlah trombosit dipantau secara teratur selama 8 minggu pertama terapi.
Lainnya: Jarang, reaksi kulit, misalnya ruam, pruritus, urtikaria, sakit kepala, artralgia, mual, edema, kelelahan, diare, muntah atau reaksi di tempat suntikan dapat terjadi
Nama Dagang:
Hemapo
Komposisi: tiap mL mengandung Epoetin alfa (recombinant human erythropoietin) 3000 IU
Epodion
Komposisi: setiap PFS (Pre-Filled Syringe) mengandung Recombinant Human Erythropoietin Alfa 2000 IU/0.5 mL (merah) / 3000 IU/0.3 mL (ungu) / 4000 IU/0.4 mL (biru muda) / 10.000 IU/ mL (biru tua)
Rujukan
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Sagung Seto: Jakarta
2. Kalbe Med Product Profile: Hemapo [online] tersedia di https://kalbemed.com/product/id/hemapo-1
3. Infion Informasi Produk: Epodion [online] tersedia di https://infionpharma.com/id/produk/epodion/
4. BPOM: Epodion injeksi [online] tersedia di https://registrasiobat.pom.go.id/files/assesment-reports/obat_baru/Epodion%20Cairan%20injeksi%204000%20IU_Epoetin%20Alfa_DKL1639000143B1_2017.pdf