Indikasi
Penggunaan jangka pendek pada ansietas atau insomnia; status epileptikus; premedikasi prabedah. Offlabel : insomnia, vertigo
Dosis dan Aturan Pakai
Gangguan kecemasan: Dosis awal 2 hingga 3 mg secara oral, yang dapat diulang 2 hingga 3 kali sehari. Dosis harian yang dianjurkan tidak boleh melebihi 10 mg
Insomnia akibat kecemasan atau stres: Dosis yang dianjurkan 0,5 hingga 2 mg secara oral sebelum tidur untuk pasien berusia 65 tahun atau lebih muda dan 0,5 hingga 1 mg untuk pasien berusia 65 tahun atau lebih tua.
Vertigo: dosis 1 hingga 2 mg setiap 8 jam ketika onset aksi yang cepat diperlukan untuk meredakan vertigo pada penyakit Meniere. Penggunaan benzodiazepin tidak dianjurkan untuk meredakan vertigo pada vertigo posisional paroksismal jinak.
Indikasi lainnya membutuhkan penggunaan secara IV/IM
Penyesuaian dosis pada pasien penyakit ginjal
Penggunaan lorazepam sebaiknya dihindari, namun apabila memang sangat dibutuhkan, lorazepam merupakan pilihan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Gunakan dalam dosis terkecil dan waktu yang paling singkat
Cara Penggunaan
Lorazepam dapat diminum sebelum atau setelah makan. Apabila digunakan untuk kesulitan tidur/gangguan tidur, minumlah sesaat sebelum tidur
Kontraindikasi
Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sebagai obat tunggal pada depresi atau ansietas dengan depresi
Efek Samping
Sedasi; pusing, astenia, ataksia, reaksi lokal pada tempat suntikan, depresi pernapasan, hipoventilasi saat penggunaan IV, hipotensi, kelelahan, amnesia, kebingungan, disinhibisi, mudah tersinggung, perubahan libido, menstruasi tidak teratur, diplopia, disartria, perubahan nafsu makan, konstipasi, inkontinensia, retensi urin, distonia, peningkatan aspartat aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase (ALT). Efek samping yang lebih berat: depresi dan gagal napas, kejang, keinginan bunuh diri, ketergantungan dan penyalahgunaan, takikardia, hipotensi, sinkop, diskrasia darah, penyakit kuning, reaksi paradoks (perilaku hiperaktif dan agresif), gangren (intra-arterial), gejala putus zat jika tiba-tiba dihentikan setelah penggunaan jangka panjang, defisit kognitif, perubahan perilaku, agitasi paradoks, toksisitas propilen glikol saat menggunakan formulasi parenteral dalam dosis tinggi.
Rujukan
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Sagung Seto: Jakarta
2. Ghiasi N, Bhansali RK, Marwaha R. Lorazepam. [Updated 2024 May 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532890/
3. National Health Service. 2025. Lorazepam [online] tersedia pada https://www.nhs.uk/medicines/lorazepam/how-and-when-to-take-lorazepam/